Menjalani hidup tanpa harus mengeluh, dan menerima tanggung jawab sebagai proses kehidupa. Itulah yang dijalan oleh Sumardi beserta 2 orang anaknya.
Menempati lahan sempit ukuran 2×9 meter di bibir sungai metro Bandungrejosari. Tepatnya Kepuh GG 1 rt9 rw4. Tinggal bersama Eka Putri kelas 5 SD dan Sulistyowati kelas 3 SD, dilahan milik SDN Bandungrejosari 1 dan sudah hampir roboh.
TKSK Sukun Ario Rachmono bersama Rudi Afandi pengurus Keltana Bandungrejosari yang siang itu berkunjung mendapati bahwa kehidupan keluarga ini memang tidak layak. Pekerjaan memulung sampah, bekerja serabutan memang hanya itu yang bisa menghidupi keluarga ini. Ketiadaan sang istri beberapa tahun lalu karena sakit ginjal tidak membuat Sumardi putus asa.
Perhatian dari pemerintah yang didapat adalah program keluarga harapan ( PKH ) untuk sekolah Eka dan Sulis sebesar 300 rb per 3 bulan. Sedangkan bantuan lainnya belum ada.Beberapa kesulitan sempat diutarakan saat anjangsana Selasa 24/12/2019 di rumahnya di pinggir sungai. Mulai administrasi kependudukan, biaya membangun kembali rumah dan penghasilan nya.Namun demikian, laporan kasus Sumardi ini sempat dikabarkan laporkan kepada Puskesos Bandungrejosari beberapa hari hang lalu. Dan sudah dikomunikasikan kepada Lurah Bandungrejosari.Beliau segera merespons dengan beberapa solusi, salah satunya adalah menggalang donasi untuk biaya pembangunan rumah Sumardi. Semoga persoalan ini segera mendapatkan solusi dari dermawan, sukarelawan dan berharap ada langkah konkrit lewat dimensi pemerintah Kota Malang, salah satunya lewat program rehab rumah.
Kontributor Ario51 dan Rudi Affandi
Editor wiroguno
Foto dokumentasi KIM BIJAK, Rudi dan Suryantoro